Nasional, Solo - UNS (Universitas Sebelas Maret) Surakarta menganugerahi penghargaan di bidang budaya kepada budayawan Goenawan Mohamad dalam Sidang Senat Terbuka Dies Natalis ke-41, Sabtu, 11 Maret 2017. Goenawan Mohamad dinilai memiliki jasa yang besar di dunia budaya sehingga menerima penghargaan Parasamya Anugraha Dharma Krida Budhaya.

Sidang senat terbuka itu dihadiri oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, serta para pejabat di lingkungan UNS. Sebelum menggelar sidang senat, tamu undangan juga menghadiri pembukaan museum serta melakukan uji coba bus listrik di kampus tersebut.

Baca juga: Goenawan Mohamad Luncurkan Buku Puisi 'Fragmen'

Rektor UNS Ravik Karsidi mengatakan penghargaan Parasamya Anugraha Dharma Krida Budhaya diberikan kepada tokoh yang memiliki andil dalam dunia budaya. "Kiprah Goenawan Mohamad di bidang pengembangan budaya sudah tidak diragukan lagi," katanya di Auditorium Kampus UNS, Sabtu, 11 Maret 2017.

Menurutnya, kampus UNS berada di Kota Surakarta yang merupakan salah satu pusat budaya. Mereka selalu bersentuhan dengan hasil karya para pujangga, empu, serta ilmuwan. Hal itu membuat UNS merupaya memberikan perhatian kepada tokoh yang dipandang berkontribusi besar terhadap kebudayaan.

Goenawan Mohamad dalam sambutannya menyebut bahwa penghargaan itu sebuah apresiasi terhadap kerja kebudayaan bersama banyak orang. "Mengingat saya tidak hanya bekerja sendirian di Tanah Air yang luas ini," kata dia.

Simak pula: Kata Goenawan Mohamad : Frankfurt Book Fair Proyek Sekali Seumur Hidup

Dalam acara tersebut, Goenawan Mohamad berkesempatan membacakan orasi ilmiahnya yang berjudul 'Universitas dan Pasca-Kebenaran'. Materi pidato itu berlatar dari merebaknya berita bohong, informasi palsu, hingga suara kebencian belakangan ini.

Dalam pidato itu, dia mengungkapkan hal-hal yang bisa dilakukan oleh universitas untuk menghadapi kondisi itu. Ia mengajak universitas menjadi lembaga clearing house (penjernih) di tengah kondisi penyebaran informasi yang karut marut.

AHMAD RAFIQ